Friday, April 11, 2008

Calingcing

Calingcing
(Oxalis corniculata Linn.)

Sinonim :
Oxalis acetosella, Blanco, Oxalis cornculata, Miq. Oxalis javanica, Bl, Oxalis repens, Thunb.

Familia :
Oxalidaceae




Uraian :
Tumbuhan merayap atau tegak tinggi mencapai 5 - 35 cm, tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab, terbuka maupun yang teduh di sisi jalan atau lapangan rumput. Di pulau lawa tumbuhan ini terdapat dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut. Mempunyai batang lunak dan bercabang-cabang. Daunnya majemuk menjari tiga yang anak daunnya berbentuk jantung dengan warna hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun, berwarna kuning berbentuk payung kecil-kecil. Buah berupa kotak lonjong, tegak, bagian ujungnya seperti paruh, bila sudah masak berwarna coklat merah yang pecah bila disentuh.


Nama Lokal :
Calincing (Indonesia, Jawa), Mala-mala (Maluku); Rempi, semanggen, semanggi gunung, cembicenan (Jawa); Daun asam kecil lela, semanggi (Sumatra); Cu jiang cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Flu, Hepatitis, Diare, Infeksi saluran kencing, Hipertensi; Kelemahan badan (Neurasthenia), Menghentikan Pendarahan ; Peluruh haid;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI :
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN :
1. Demam, flu
2. Hepatitis, diare.
3. Infeksi saluran kencing.
4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
5. Kekemahan badan ( Neurasthenia).
6. Menghentikan perdarahan.
7. Peluruh haid

PEMAKAIAN : 30 - 60 gr, direbus, minum.

PEMAKAIAN LUAR :
1. Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar,
bisul:
Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian badan yang ada
kelainan.

2. Seduhan tumbuhan herba segar dipakai untuk obat kumur pada
radang mulut, menghilangkan bau mulut.

3. Obat bisul:
herba segar dilumatkan, ditambah gula merah, tempelkan ke tempat
yang bisul.

CARA PEMAKAIAN :
1. Hepatitis kronis: 30 gr. - 40 gr. direbus, untuk 2 kali minum.
2. Seduhan daun untuk mengobati sakit perut (diare), sariawan.
3. Menghentikan perdarahan:
Tumbuhan segar ditumbuk, kemudian diperas, airnya dicampur
dengan madu secukupnya, minum.

4. Peluruh haid:
Daun dianginkan sampai kering (bukan dijemur), kemudian digiling
menjadi bubuk. 9 gr. bubuk ditambah 1 sloki arak putih yang sudah
dihangatkan, diminum sebelum makan pagi.

5. Batu saluran kencing :
60 gr. herba segar ditambah 60 gr. arak manis, dipanaskan menjadi
setengahnya. Sehari 3 x 1/3 bagian.

CATATAN: Dalam jumlah banyak, asam oksalat bersifat-racun.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa asam, sejuk. Menurunkan panas, menetralisir racun, antibiotik, anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah. KANDUNGAN KIMIA : Asam oksalat.

Ciplukan

Ciplukan
(Physalis peruviana, Linn.)

Sinonim :
Physalis angulata. Linn. Physalis minina, Linn.

Familia :
Solanaceae





Uraian :
Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).


Nama Lokal :
Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus
Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta
akar-akarnya dan dibersihkan.
Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

2. Sakit paru-paru
Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan
buahnya).
Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.

3. Ayan
Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.
Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.

4. Borok
Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.
Cara membuat: ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.


Komposisi :
Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin. Selain itu buah Ciplukan juga mengandung Asam Malat, Alkaloid, Tanin, Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula.

Cincau

Cincau
(Cylea barbata, Miers.)

Sinonim :

Familia :
Manispermaceae





Uraian :
Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut.


Nama Lokal :
Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam;

Pemanfaatan :

1. Sakit Perut dan Hipertensi
Bahan: daun cincau secukupnya
Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang,
disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar,
kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.
Cara menggunakan: dimakan biasa

2. Demam
Bahan: akar cincau secukupnya
Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring
Cara menggunakan: diminum biasa


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang mampu menyerap air, sehingga daunnya menjadi padat. Apabila segenggam daun cincau diremas-remas dengan satu rantang air, akan diperoleh cincau berupa agar-agar seperti dijual di pasar-pasar. Selain mengandung zat karbohidrat , cincau juga mengandung zat lemak dan sebagainya.

Ceremai

Ceremai
(Phyllanthus acidus [L.] Skeels.)

Sinonim :
= P.distichus Muell. Arg. = P.cicca Muell. Arg., = Cicca disticha, Linn. = C.nodiflora.

Familia :
Euphorbiaccae




Uraian :
Pohon ini berasal dari India, dapat turnbuh pada tanah ringan sampai berat dan tahan akan kekurangan atau kelebihan air. Ceremai banyak tanam orang di halaman, di ladang dan tempat lain sampai ketinggian 1.000 m dpl. Pohon kecil, tinggi sampai 10 m, kadang lebih. Percabangan banyak, kulit kayunya tebal. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin tidak berambut, panjang 2 - 7 cm, lebar 1,5 - 4 cm, warna hijau muda. Tangkai bila gugur akan meninggalkan bekas yang nyata pada cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjangnya 1,5 - 12 cm, keluar di sepanjang cabang, kelopak bentuk bintang,,mahkota merah muda. Terdapat bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah.batu, bentuknya bulat pipih, berlekuk 6 - 8, panjang 1,25 - 1,5 cm, lebar 1,75 - 2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4-6, rasanya asam. biji bulat pipih berwarna cokelat rnuda. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Buah muda bisa dimasak bersama sayuran untuk menyedapkan masakan karena memberi rasa asam. Buah masak dapat dimakan langsung setelah diremas dengan air garam untuk mengurangi rasa sepat dan asam, dimakan setelah dibuat manisan atau selai. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.


Nama Lokal :
Careme, cerme (Sunda), cerme (Jawa). careme (Madura); Ceremoi (Aceh), cerme, ceramai, camin-camin (Sumatera).; Carmen, cermen (Bali), sarume (Bima). lumpias aoyok, tili; Lombituko bolaano, caramele, carameng (Sulawesi),; Ceremin (Ternate), selemele, selumelek (Roti).; Salmele, cermele (Timor).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker, sariawan; Asma, sakit kulit, sembelit, mual akibat perut kotor;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Daun, kulit akar, dan biji.

INDIKASI :
Daun berkhasiat untuk:
- batuk berdahak,
- menguruskan badan,
- mual,
- kanker, dan
- sariawan.

Kulit akar berkhasiat untuk mengatasi :
- asma dan
- sakit kulit.

Biji berkhasiat untuk mengatasi :
- sembelit dan
- mual akibat perut kotor.

CARA PEMAKAIAN :
1. Sembelit
a. Siapkan biji ceremai sebanyak 3/4 sendok teh, dicuci lalu digiling
sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Sewaktu
masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk sampai
merata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.

b. Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 g, dicuci lalu ditumbuk
halus. Seduh dengan 1/2 gelas air panas, lalu didinginkan. Hasil
seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya.

2. Asma :
Siapkan biji ceremai sebanyak 6 biji, bawang merah 2 butir, akar
kara (Dolichos lablab) 1/4 genggam, buah lengkeng (Nephelium
longanum; Euphoria longana) 8 butir, dicuci lalu ditumbuk
seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air
bersih sampai.tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 2 kali, masing-masing
3/4 gelas.

3. Kanker :
Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak 1/4 genggam,
daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas 1/2 jari, gadung cina 1/2
jari, gula enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.
Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
tertinggal kira-kira 3/4 bagian. Setelah dingin disaring, siap untuk
diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas.

4. Melangsingkan badan :
Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan
menggunakan dalamjangka waktu lama.

CATATAN : Cairan akar beracun. Sebaiknya tidak menggunakan akar ceremai untuk pengobatan.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa. KANDUNGAN KIMIA: Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Sedangkan buah mengandung vitamin C.

Cengkeh

Cengkeh
(Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.)

Sinonim :
Syzygium Perry. Eugenia caryophyllata, Thumberg. E.caryophyllus, Sprengel. Caryophyllus aromaticus, Linn. Jambos carryhophyllus, Spreng.

Familia :
Myrtaceae


Uraian :
Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut . Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Di Indonesia , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.


Nama Lokal :
Clove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kolera, Menghitamkan alis mata, Menambah denyut Jantung; Campak;

Pemanfaatan :

1. Kolera dan menambah Denyut Jantung
Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering
Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.
Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta
menambah jumlah darah putih.

2. Campak
Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu
Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam
kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit

3. Menghitamkan alis mata
Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.
Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian
ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri
secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.


Komposisi :
Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom.

Thursday, April 10, 2008

Cakar Ayam

Cakar Ayam
(Selaginella doederleinii Hieron.)

Sinonim :

Familia :
Selaginellaceae









Uraian :
Termasuk divisi Pteridophyta, tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh pada tebing, jurang, dan tempat-tempat teduh yang berhawa dingin. Batang tegak, tinggi 15 - 35 cm, keluar akar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4 - 5 mm, lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai kepercabangannya, yang menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya.


Nama Lokal :
Rumput solo, cemara kipas gunung; Shi shang be (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis, Perut busung, infeksi saluran kencing, Tulang patah; Reumatik;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, pemakaian kering.

KEGUNAAN :
1. Chorioepithelioma, choriocarcinoma, kanker nasopharynx, kanker
paru.
2. infeksi saluran nafas, bronchitis, radang paru (Pneumonia), tonsilitis.
3. Batuk, serak, koreng.
4. Hepatitis, cholecystitis, cirrhosis (Pengecilan hati), perut busung
(ascites), infeksi akut saluran kencing.
5. Tulang patah (fraktur), rheumatik.

PEMAKAIAN : 15 - 30 gr , untuk pengobatan kanker; 50 - 100 gr, rebus selama 3 - 4 jam.

PEMAKAIAN LUAR :
Tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Kanker :
60 gr S. doederleinii kering direbus selama 3 - 4 jam dengan api
kecil, minum setelah dingin.

2. Batuk, radang paru, radang amandel (Tonsilitis):
30 gr S.doederleinii direbus, minum.

3. Jari tangan bengkak: Dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

4. Tulang patah:
15 - 30 gr S.doederleinii segar direbus, minum.
Pemakaian Luar, dilumatkan dan ditempelkan ke tempat yang patah,
bila patahnya tertutup dan posisi tulangnya baik.

Sudah dibuat infus, tablet dan obat suntik.
Untuk kanker : 18 tablet 60 gr herba segar.
Diminum sehari 3 x 6 - 8 tablet.
Obat Paten : Decancerlin.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, hangat. Penurun panas, antitoxic, anti kanker (antineoplastic), menghentikan perdarahan (hemostatik), anti bengkak (antioedem).

Cabe Jawa

Cabe Jawa
(Piper retrofractum Vahl.)

Sinonim :
= P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq.

Familia :
Piperaceae







Uraian :
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.


Nama Lokal :
Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, kejang perut.;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati,
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.

Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,
- membersihkan rahim setelah melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.

Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi.

CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang
3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.

2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun
kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula
enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan
air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan
madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.

5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu
ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat
disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.

6. Kejang perut :
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu
diminum sekaligus

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari
ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.

8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan
1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi
hangat.

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

Friday, April 4, 2008

Buni

Buni
(Antidesma bunius (L.) Spreng.)

Sinonim :

Familia :
Euphorbiaceae









Uraian :
Pohon buah, tinggi 15-30 m. Pohon berbatang sedang ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh liar di hutan atau ditanam di halaman dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.400 m dpi. Daun tunggal, bertangkai pendek, bentuknya. bulat telur sungsang sampai lanset, panjang 9-25 cm, tepi rata agak bergelombang, ujung meruncing, pangkal tumpul. Daun muda warnanya hijau muda, setelah tua menjadi hijau tua. Buni berumah dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna hijau, biia masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk berbentuk jala. Daun muda rasanya sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. Buah muda dirujak dengan buah lain, sedang yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat selai atau sirop. Daunnya oteh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk campuran ramuan jamu kesehatan. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.


Nama Lokal :
Barune, huni, h. gedeh, h. wera (Sunda), wuni (Jawa); Burneh (Madura), buni, katakuti, kutikata (Maluku); Bune tedong (Makasar); U ye cah (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kurang darah, darah kotor, Hipertensi, Jantung berdebar, Batuk; Ganguan pencernaan, Sifilis, Kencing nanah;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, ranting dan buah.

KEGUNAAN.,
- Kurang darah, darah kotor.
- Tekanan darah tinggi.
- Jantung berdebar.
- Batuk, gangguan pencernaan.
- Sifilis, kencing nanah.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3G-50 buah masak atau 15-30 9 daun, rebus.
Pemakaian luar. Daun dicuci bersih lalu digiling halus, bubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak.


CARA PEMAKAIAN:
1. Darah tinggi :
Buah buni yang telah masak sebanyak 30 butir dicuci bersih.
Kunyah sampai halus, bijinya dibuang dan daging buahnya ditelan.
Segera minum air hangat 1 cangkir. Lakukan 2-3 kali sehari.

2. Jantung berdebar.
Buah buni yang telah masak sebanyak 25 buah, daun muda
kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis) sebanyak 6 lembar, daun
sembung (Blumea balsam itera L.) sebanyak 10 tembar, kayu manis
seukuran 1 jari, jahe sebesar 1/2 jari, gula enau 2 jari, dicuci dan
dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum.
Sehari 2 kali, setiap kali 1 gelas.

3. Kurang darah:
Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, asam kawak
sebanyak 2 jari, rimpang kunyit seukuran 3/4 jari, dicuci lalu
ditumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air minum dan
1 sendok makan madu, aduk sampai merata. Peras dan saring, lalu
diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. dalam tandan, keluar dari ketiak
daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang
sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna hijau, bila masak menjadi
ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan
rusuk berbentuk jala.

4. Sifilis:
Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, daun sambiloto
(Andrographis paniculata) sebanyak 50 lembar, daun ngokilo
sebanyak 7 lembar, daun paria hutan sebanyak 10 lembar, daun
pegagan (Centelia asiatica L.) 10 lembar, batang brotowali
(Tinospora crispa L.) seukuran 1 jari, gula enau sebesar 3 jari,
dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 4 gelas air
bersih, rebus sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam. Peluruh keringat, hilangkan racun, hilangkan haus, meningkatkan sirkulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang rasanya sepat, mengandung sedikit alkaloida yang beracun. Daun: Friedelin.

Bungur Kecil

Bungur Kecil
(Lagerstroemia indicct L.)

Sinonim :
L. chinevsis L.

Familia :
lythraceae.





Uraian :
Biasanya, bungur kecil ditanam sebagai tanaman hias di taman dan di halaman rumah atau bisa ditemukan sebagai tumbuhan liar di tebing-tebing dan tepi hutan. Tanaman ini berasal dari Cina dan Korea. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-7 m, percabangan melengkung, pohon berwarna cokelat, halus dan agak mengilap. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun bentuknya elips atau memanjang, ujung tumpul, pangkal membaji, tepi rata, berwarna hijau tua, panjang 2-7 cm, lebar 1-4 cm. Bunga majemuk bentuk malai, panjang 10-50 cm, tepi mahkota bunga bergelombang, berwarna merah, putih, atau ungu, keluar dari ujung tangkai atau ketiak daun. Buahnya agak bulat, panjang 9-13 mm, lebar 8-11 mm. Bungur kecil dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bungur jepang. NAMA ASING Zi wei hua, tzu hui (C), crape myrtle (I). NAMA SIMPLISIA Lagerstroemiae indicae Radix (akar bungur kecil), Lagerstro miae indicae Flos (bunga bungur kecil ).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar rasanya agak pahit, sifatnya netral, astringen. Khasiat akar bungur kecil adalah merangsang proses sirkulasi, menghentikan perdarahan (hemostatis), antiradang, peluruh kencing (diuretik), dan menetralisir racun (detoksikan). Bunga, daun, dan kulit kayu berkhasiat sebagai pencahar (laksatif).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, daun, dan kulit kayu. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu jemur sampai kering agar dapat disimpan dan digunakan, jika diperlukan.

INDIKASI
Akar bungur kecil digunakan untuk pengobatan:menghentikan perdarahan, seperti batuk darah, muntah darah, berak darah, luka berdarah, perdarahan sehabis melahirkan, radang hati (hepatitis), sakit kuning (jaundice), perut busung (asites), kaki bengkak (edema), keracunan Tripterygium wilfordii, disentri, sakit perut sehabis melahirkan, sakit gigi, sakit kepala, dan keputihan.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g akar, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, rebus bahan segar secukupnya, lalu airnya digunakan untuk mencuci bagian tubuh yang sakit. Selain itu, giling bahan kering sampai membentuk serbuk. Selanjutnya, bubuhkan serbuk tersebut ke tempat yang sakit, seperti patah tulang (fraktur), bisul, koreng, abses, eksim, dan radang payudara (mastitis).

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Batuk darah, muntah darah, berak darah, dan perdarahan lainnya
Rebus 30 g akar dalam 200 cc air bersih sampai tersisa 80 cc. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masingmasing 40 cc.

Disentri
Rebus 20 g daun atau akar dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari tiga kali, masing-masing 1/2 gelas.

Disentri akut, hepatitis menular
Cuci 15 g akar dan 15 g daun bungur kecil, lalu rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya dan bagi menjadi dua bagian untuk dua kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali minum 1/2 gelas, dapat ditambah madu secukupnya.

Bisul, koreng
Keringkan akar atau bunga bungur kecil secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan arak putih secukupnya sampai berbentuk bubur kental, kemudian oleskan ke bagian tubuh yang sakit dan. balut dengan perban. Untuk obat yang diminum, rebus 30 g akar dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.

Eksim
Cuci akar atau daun secukupnya sampai bersih, lalu rebus dalam air sampai mendidih (selama 15 menit). Dalam keadaan hangat, ramuan ini dapat dipakai untuk mencuci bagian tubuh yang terkena eksim.

Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat mengganggu perkembangan janin.


Komposisi :
Daun mengandung decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine, dan decodine. Akar mengandung sitosterol, 3,3',4-tri-o-methylellagic acid.

Bungur

Bungur
(Lagerstroemia speciosa Pers.)

Sinonim :
L. reginae Roxb., L. flos-reginae Retz., L. loudoni T. & B., Adanzbea glabra Lamk.

Familia :
lythraceae.

Uraian :
Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak menjadi cokelat. Ukuran biji cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur tekuyung (Palembang). Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah), bhungor, wungur (Madura). NAMA SIMPLISIA Lagerstroemiae speciosae Semen (biji bungur), Lagerstroemiae speciosae Cortex (kulit kayu bungur), Lagerstroemiae speciosae Folium (daun bungur).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ekstrak kulit batang bungur pada konsentrasi 1-3 g/ml menunjukkan adanya daya antibakteri terhadap Eschericlzio coli clan Shigello sonznei. Sebagai pembanding, digunakan kloramfenikol base (Heriyanto, Fakultas Farmasi WIDMAN, 1992). Infus daun bungur (bunga putih) 10% dan 20% dengan takaran 5 ml/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci. Infus 40% dengan takaran sama tidak meningkatkan efek hipoglikemik. Sebagai kontrol, digunakan air suling. Cara uji dengan metode toleransi glukosa oral (Putu Pramitasari, FF UBAYA, 1992).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah biji, daun, dan kulit kayu.

INDIKASI
Biji bungur digunakan untuk pengobatan : tekanan darah tinggi.
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan :diare, disentri, dan kencing darah.
Daun digunakan untuk pengobatan : kencing batu, kencing manis, dan • tekanan darah tinggi.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus kulit kayu sebesar dua jari, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, dapat digunakan biji untuk mengobati eksim.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Eksim
Gongseng 5 g biji yang telah masak, lalu tumbuk sampai menjadi serbuk halus. Ke dalam serbuk tersebut, tambahkan 1/2 sendok teh minyak kelapa, lalu aduk sampai rata. Untuk pengobatan, oleskan ramuan tersebut pada bagian kulit yang terkena eksim.

Diare
Cuci kulit kayu sebesar 2 jari sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum sekaligus.

Kencing manis
Cuci 8 lembar daun bungur segar sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin saring, lalu minum sekaligus pada pagi hari.


Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

Thursday, April 3, 2008

Bungli

Bungli
(Oroxylum indicum (L.) Vent.)

Sinonim :
Bignonia indica L. Calosanthes indica Bl.

Familia :
Bignoniaceae.









Uraian :
Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna hijau kotor. Daun majemuk bentuk lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau. Bunga majemuk, kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk terompet. Buah kotak warna cokelat. Bagian yang Digunakan Biji dan kulit kayu.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Kayu pedang (Minahasa); Kapung-kapung (Palembang); Pongporang (Sunda); Kajeng jaler, Kayu lanang, Wungli (Jawa); Dhangpedhangan (Madura); Merkulai, Merulai, Merlai, Bonglai kayu, Bolai kayu, Boli, Boloi, Bongloi Berak, Beka kampong, Bikir, Bikir hangkap, Kankatang, Biji lunang, Daun juar (Melayu). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Oroxyli indici Semen; Biji Bungli. Oroxyli indici Cortex; Kulit Kayu Bungli.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Agak manis, pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Biji: Anti inflamasi, analgesik, dan antitusif. Kulit kayut: Anti inflamasi dan diuretik.

Pemanfaatan :

KEGUNAAN
Biji:
-Bronkhitis.
-Nyeri tulang rusuk.
-Radang kerongkongan.
-Sakit perut bagian atas.

Kulit kayu:
-Hepatitis.
-Rematik.
-Membangkitkan nafsu makan.
-Radang selaput lendir kandung kemih.
-Sakit perttt.

Kulit akar:
-Disentri.
-Mencret.

RAMUAN DAN TAKARAN
Radang Kerongkongan dan Bronkhitis
Ramuan:
Biji Bungli 1 gram
Akar Manis 5 gram
Kencur 7 gram
Air 110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.


Komposisi :
Oroksilin.

Bunga Tasbih

Bunga Tasbih
(Canna indica Linn.)

Sinonim :
Canna orientalis, Roscoe. Canna patens, Roscoe.

Familia :
Cannaceae







Uraian :
Terna besar, tahunan, tinggi mencapai 2 m., dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti ubi. Daun besar dan lebar, nyirip jelas warna hijau (ada yang berwarna tengguli). Bunga besar dengan warna-warna cerah (merah, kuning) tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan. Buah berupa buah kendaga, biji banyak, bulat. Hampir selalu ditanam sebagai tanaman hias, tapi tumbuh liar di hutan dan daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 dari permukaan laut. Jenis lain, Canna edulis Ke Gawl. (Ganyong) mempunyai kelopak bunga lebih kecil, daun hijau tengguli dengan ping lebih tengguli. Ditanam sebagai tanaman hias, rimpangnya dapat dimakan, di Australia sebagai penghasil tepung yang dikenal sebagai "arrowroot of Queensland".


Nama Lokal :
Gany hutan (Melayu), Nyong wana, ganyong alas (Jawa); Ganyol leuweung (Sunda), Puspanyidra; Mel ren jiao gen (China);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Penurun panas, Hipertensi, Disentri, Keputihan, Sakit kuning; Batuk darah, Luka berdarah, Radang kulit bernanah, Jerawat; Haid banyak;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar dan rimpang (segar atau kering), bunga (kering). KEGUNAAN: - Penurun panas (antipyretic), tekanan darah tinggi, chronic dysentery, metrorrhagia (haid banyak), keputihan (leucorrhoe), sakit kuning (acute icteric hepatitis), batuk darah (hemoptysis). - Pemakaian luar: luka berdarah, radang kulit bernanah, jerawat (acne vulgaris). PEMAKAIAN: Akar/rimpang: 15 - 30 gr. kering atau 30 - 60 gr. basah. Bunga: 10 - 15 gr. PEMAKAIAN LUAR: Akar/rimpang segar dilumatkan, untuk ditempelkan ketempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN : 1. Acute icteric hepatitis: Minum rebusan akar tasbih: 60 - 120 gr (dosis maksimal 250 gr.) sehari, dibagi 2 kali minum, selama 20 hari, maksimal 47 hari. 2. Menghentikan perdarahan: 10 - 15 gr. bunga tasbih, direbus, minum. 3. Keputihan: 15 - 30 gr. akar tasbih + ketan + daging ayam: di tim.


Komposisi :
SIFAT KIMAWI DAN EFEK FARMAKOLOGI: Rasa agak manis, sejuk, penurun panas, menurunkan tekanan darah, penenang (tranqui-lizer). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang mengandung 6 substansi phenol, 2 terpene dan 4 coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan getah.

Bunga Pukul Delapan

Bunga Pukul Delapan
(Turnera ulmifolia L.)

Sinonim :
T, subulata J.E.Smith.

Familia :
Turneraceae


Uraian :
Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat ini bisa ditemukan pada ketinggian 10--250 m dpl, pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindung. Herba tegak dengan akar pena yang panjangnya 0,3-0,8 m ini berdaun tunggal, berbentuk bulat telur elips, pangkal berbentuk baji, ujung runcing, tepi bergerigi kasar, tulang daun menyirip, mempunyai kelenjar, panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Bunga mekar sekitar pukul 8 pagi dan layu sekitar pukul 12 siang. Mahkota bunga bentuknya bulat telur sungsang, pada pangkalnya cokelat, kuning muda di atasnya, dan terpuntir waktu kuncup. Buah berbentuk telur lebar, dengan biji lebih dari 30. Perbanyakan dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bunga pukul delapan, lidah kucing (Jawa). NAMA ASING W. Indian holly, sage rose, holly rose (I). NAMA SIMPLISIA Turnerae ulmifoliae Folium (daun bunga pukul delapan), Turnerae ulmifoliae Radix (akar bunga pukul delapan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat. Bunga pukul delapan berkhasiat tonik dan melancarkan aliran darah. Rematik sendi disertai bengkak, bengkak akibat memar Cuci akar segar bunga pukul delapan, lalu potongpotong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya.

INDIKASI
Daun dan akar digunakan untuk mengatasi:
gangguan pencernaan, seperti perut kembung, tidak nafsu makan,
rematik sendi yang disertai bengkak, o bengkak karena memar, dan
lemah setelah sembuh dari sakit berat.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus daun atau akar segarnya (15 g). Setelah dingin, saring dan minum airnya. Untuk obat luar, tumbuk daun segar secukupnya, tambahkan kapur sirih (secukupnya), lalu aduk rata. Tempelkan pada bisul atau bagian tubuh yang bengkak dan memar, lalu balut.

Catatan
Bunga pukul delapan satu marga dengan damiana (Turnera diffusa), herbal yang berkhasiat mengatasi pembengkakan prostat (hipertrofi prostat) clan gangguan disfungsi ereksi.


Komposisi :
Daun dan batang mengandung saponin dan polifenol. Daunnya juga mengandung flavonoid.

Bunga Pagoda

Bunga Pagoda
(Clerodendrum japonicum [Thunb.] Sweet)

Sinonim :
C. kaempferi (Jacq.) Sleb., C. paniculatum L., Volkameria japonica Thunb.

Familia :
Verbenaceae.






Uraian :
Umumnya, bunga pagoda ditanam di taman, pekarangan rumah, atau di tepi jalan daerah luar kota sebagai tanaman hias. Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat. Bunga pagoda dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bali: senggugu, tumbak raja. NAMA ASING He bao hua (C), pagoda flower (I). NAMA SIMPLISIA Clerodendri japonici Radix (akar bunga pagoda), Clerodendri japonici Flos (bunga pagoda).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Akar bunga pagoda berkhasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan bengkak, dan menghancurkan darah beku. Daun rasanya manis, asam, agak kelat, sifatnya netral. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah. Bunga rasanya manis, sifatnya hangat, berkhasiat sedatif, dan menghentikan perdarahan (hemostatis).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, dan daun. Untuk penyimpanan, akar harus dikeringkan.

INDIKASI
-Akar digunakan untuk pengobatan:
-sakit pinggang (lumbago), nyeri pada rematik,
-tuberkulosis paru (TB paru) yang disertai batuk darah,
-wasir berdarah (hemoroid), berak darah (disentri),
-susah tidur (insomnia), dan
-bengkak (memar) akibat terbentur benda keras.

Bunga digunakan untuk pengobatan:
-penambah darah pada penderita anemia,
-keputihan,
-wasir berdarah, dan
-susah tidur (insomnia).

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 30-90 g akar atau bunga. Selain , itu, akar juga dapat dijadikan serbuk, lalu diseduh dan diminum.

Untuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada bisul, koreng, dan memar. Selain itu, daun segar dapat diperas dan air perasannya dioleskan pada luka berdarah.

CONTOH PEMAKAIAN
Wasir berdarah
Masak 60 g akar atau bunga pagoda dengan usus sapi. Setelah dingin, kuahnya diminum dan usus sapinya dapat dimakan.

Susah tidur
Keringkan bunga atau akar pagoda secukupnya, lalu giling untuk dijadikan serbuk. Ambil satu sendok teh serbuk tadi, lalu masukkan ke dalam satu seloki arak manis. Aduk rata, lalu minum sekaligus pada malam hari menjelang tidur.

Bisul, koreng
Cuci daun bunga pagoda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit madu sambil diaduk merata. Bubuhkan ramuan tersebut pada tempat yang sakit, lalu balut. Ganti ramuan ini tiga kali sehari.


Komposisi :
---

Bunga Matahari

Bunga Matahari
(Helianthus annuus Linn.)

Sinonim :

Familia :
Compositae









Uraian :
Herba anual (umumya pendek, kurang dari setahun), tegak, berbulu, tinggi 1 - 3 m, Ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah, daun tunggal berbentuk jantung, bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi cawan, berwarna kuning, dan di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung, warnanya coklat.


Nama Lokal :
bungngong matahuroi, bungka matahari, purbanegara; Bunga panca matoari, bunga teleng matoari, Sungeng; kembang sarengenge, kembhang mataare, bungga ledomata; kembang sangenge, kembhang tampong are; Xiang ri kui (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit kepala, Sakit gigi, nyeri menstruasi, reumatik; Nyeri lambung, radang payudara, Sulit melahirkan, Disentri, Campak; Infeksi saluran kencing, Bronkhitis, Batuk, Keputihan, Malaria;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan: dikeringkan.

KEGUNAAN:
Bunga: Tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala,
pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi (dysmenorrhoe), nyeri
lambung (gastric pain), radang payudara (mastitis), rheumatik
(arthritis), sulit melahirkan.
Biji: Tidak nafsu makan, lesu, disenteri berdarah, merangsang
pengeluaran rash (kemerahan) pada campak, sakit kepala.
Akar: Infeksi saluran kencing, radang saluran nafas (bronchitis), batuk
rejan (pertussis), keputihan (leucorrhoe).
Daun: Malaria.

Sumsum dari batang dan dasar bunga (reseptaculum):
Kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole. Juga untuk
nyeri lambung, buang air kemih sukar dan nyeri (dysuria), nyeri buang
air kemih pada batu saluran kencing, air kemih berdarah (hematuria)
dan ari kemih berlemak (chyluria).

PEMAKAIAN:
Bunga: 30 - 90 gr.
Dasar bunga (Receptaculum): 30 - 90 gr.
Sumsum dari batang: 15 - 30 gr. rebus.
Akar : 15 - 30 gr.

PEMAKAIAN LUAR: Terbakar, tersiram air panas, rheumatik.

CARA PEMAKAIAN:
Bunga (Flower head) :
1. Sakit kepala:
25 - 30 gr bunga + 1 butir telur ayam (Tidak dipecahkan) + 3 gelas
air, direbus menjadi 1/2 gelas. Diminum sesudah makan, 2 x sehari.

2. Radang payudara (Mastitis):
Kepala bunga (tanpa biji), dipotong halus-halus, kemudian dijemur.
Setelah kering digongseng/sangrai sampai hangus, kemudian
digiling menjadi serbuk/tepung. Setiap kali minum 10-15 gr,
dicampur arak putih + gula + air hangat. 3 kali sehari, minum
pertama kali harus keluar keringat. (Tidur pakai selimut).

3. Rheumatik:
Kepala bunga digodok sampai menjadi kanji, ditempelkan ke tempat
yang sakit.

4. Disentri :
30 gr biji diseduh, kemudian ditim selama 1 jam. Setelah diangkat,
ditambahkan gula batu secukupnya, minum.

Akar :
1. Kesulitan buang air besar dan kecil:
15 - 30 gr akan segar direbus, minum.

2. Infeksi saluran kencing:
30 gr akar segar direbus. (jangan lama-lama, sewaktu baru mendidih,
diangkat), minum.

CATATAN : Sumsum dari batang dan dasar bunga berisi hemicellulose, yang menghambat sarcoma 180 dan ehrlich ascitic carcinoma pada tikus. Ekstrak dari sumsum dapat menghancurkan nitrosamine dan dapat untuk pencegahan dan pengobatan tumor saluran cerna (Tractus digestivus).

PERHATIAN : Wanita hamil dilarang minum rebusan bunga !


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa lembut, netral. Bunga: Menurunkan tekanan darah, mengurangi rasa nyeri (analgetik). Biji : Anti dysentery, merangsang pengeluaran cairan tubuh (hormon, enzym, dll.), merangsang pengeluaran campak (measles). Daun: Anti radang, mengurangi rasa nyeri, anti malaria. Akar: Anti radang, peluruh air seni, pereda batuk, menghilangkan nyeri. Sumsum dari batang dan dasar bunga: Merangsang energi vital, menenangkan liver, merangsang pengeluaran air kemih, menghilangkan rasa nyeri pada waktu buang air kemih. KANDUNGAN KIMIA: Bunga : Quercimeritrin, helianthoside A,B,C , oleanolic acid, echinocystic acid. Biji : Beta-sitosterol, prostaglandin E, chlorogenic acid, quinic acid, phytin, 3,4-benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji bunga matahari: Lemak total: 100, lemak jenuh: 9,8: lemak tidak jenuh: Oleat 11.7 dan linoleat 72.9, cholesterol: -.

Bunga Kenop

Bunga Kenop
(Gomphrena globose Linn.)

Sinonim :

Familia :
Amaranthaceae









Uraian :

Herba tahunan, tinggi 60 cm. atau lebih, berambut. Ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari sampai setinggi lebih kurang 1400 m. dari permukaan laut, berasal dari Amerika dan Asia. Batang hijau kemerahan, berambut, membesar pada ruas percabangan, Daun duduk berhadapan, bertangkai, bentuk daun bulat telur sungsang sampai memanjang, dengan panjang 5-10 cm, lebar 2-5 cm, ujung meruncing warna hijau berambut kasar di bagian atas dan halus di bagian bawah, warna rambut putih. Bunga bentuk bonggol, warna merah tua keungu-unguan, seperti bola. (Ada yang berwarna putih).


Nama Lokal :
Bunga kenop, kembang puter, ratnapakaja (Indonesia); Adas-adasan, gundul (Jawa), Taimantulu (Gorontalo).; Qian hong (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Radang mata, Sakit kepala, Mimpu buruk; Sakit panas, Disentri;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga atau seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN:
1. Asthma bronchial, radang saluran napas acute dan menahun (acute
dan chronic bronchitis).
2. Batuk rejan (Pertusis)
3. Radang mata, sakit kepala
4. Panas pada anak, mimpi buruk (night screaming).
5. Dysentery.

PEMAKAIAN: 9-15 gram, rebus.

PEMAKAIAN LUAR:
Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian tubuh yang sakit atau direbus, untuk cuci. Dipakai untuk luka terpukul atau koreng.

CARA PEMAKAIAN:
1. Asthma bronchial:
10 kuntum bunga direbus, ditambah arak kuning, minum secara
rutine 3 kali.

2. Buang air kecil tidak lancar: 3-10 gr bunga direbus, diminum.

3. Panas pada anak (karena gangguan liver):
7-14 kuntum bunga segar direbus, minum.

4. Dysentery:
10 kuntum bunga segar ditambah arak kuning, rebus, minum.

5. Bronchitis chronis:
Sudah dibuat obat suntik, disuntikkan pada titik akupunktur. 10%
penderita, timbul rasa kering di tenggorokan setelah mendapat
suntikan, tapi hanya sementara.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, netral. Anti batuk, menghilangkan sesak (antiasthmatic), pengobatan radang mata. KANDUNGAN KIMIA: Gomphresin I, II, Ill, V, VI.

Buncis

Buncis
(Phaseolus vulgaris L.)

Sinonim :
--

Familia :
Papilionaceae (Leguminosae).






Uraian :
Semak tegak atau membelit, parrjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan pangkal membulat, meruncing, kedua belah sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan 1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm, kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota hampir selalu putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang dari 2 kali; sayap berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai putik dekat ujung berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran. Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping biji dari tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam. Catatan: Biji dan buah dijumpai dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen, dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji.


Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Phaseoli Semen, Fabarum Semen; Buncis. Phaseoli Fructus, Phaseoli Legumina; Buah Buncis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Diuretik.

Pemanfaatan :

KEGUNAAN
Kencing manis.
Pelancar ASI.

RAMUAN DAN TAKARAN

Kencing Manis
Buah Buncis 250 gram, dikukus.
Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.


Komposisi :
Alkaloid, flavonoida, saponin, triterpenoida, steroida, stigmasterin, trigonelin, arginin, asam amino, asparagin, kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat pati, vitamin dan mineral.

Buah Nona

Buah Nona
(Annona reticulata L.)

Sinonim :
Annona asiatica Lour. Annona longifolia Sesse et Moc.

Familia :
Annonaceae (Anacardiaceae).







Uraian :
Pohon atau perdu, tinggi 3-7 m, semua bagian jika diremas berbau kuat. Daun memanjang sampai bentuk Ianset, 9-30 kali 3,5-7 cm, cukup lemas, tepi rata. Bunga dalam karangan yang pendek, berbunga 2-10. Daun kelopak waktu kuncup tersusun secara katup, segitiga kecil, pada pangkalnya bersatu. Daun mahkota terluar berdaging sangat tebal, 2-3 cm panjangnya, dari dalam putih kekuningan, dengan pangkal berongga akhirnya ungu. Daun mahkota yang dalam sangat kecil. Dasar bunga meninggi. Benang sari banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang sari melebar, dan menutup ruangnya. Bakal buah banyak. Kepala putik boleh dikatakan duduk. Buah majemuk lebih kurang bentuk bola, garis tengah 5-12 cm; anak buah khususnya dengan ujung datar, juga pada waktu masak masih berhubungan. Biji coklat hitam. Daging buah putih kotor. Pohon buah dari Hindia Barat. Bagian yang Digunakan Biji, buah muda, dan daun.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Buwah nona, Buah nona kapri, Jambu nona. Serba rabsa (Aceh); Buwah unah (Lampung); Manowa, Nona (Sunda); Kanowa, Kemulwa, Kluwa (Jawa); Buwah nyonya (Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Annonae reticulatae Semen; Biji Buah Nona. Annonae reticulatae Folium; Daun Buah Nona.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Kelat, menetralkan, dan beracun. KHASIAT Biji: Insektisida. Daun: Anti inflamasi dan antelmintik.

Pemanfaatan :

KEGUNAAN
Biji: Kutu kepala (obat luar).
Daun:
1.Sariawan.
2.Obat cacing.

Buah muda:
1.Disentri.
2.Mencret.
3.Obat cacing.

RAMUAN DAN TAKARAN
Obat Cacing
Ramuan:
Daun Buah Nona segar 4 gram
Air 110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum sehari 1 kali 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.

Sariawan
Ramuan:
Daun Buah Nona segar 4 gram
Daun Sirih segar 3 helai
Daun Saga 4 gram
Air 110 ml
Serbuk gips (ditambahkan setelah ramuan dingin) 6 gram

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.


Komposisi :
Tanin, alkaloid anonaina, dan retikulina.

Buah Makasar

Buah Makasar
(Brucea javanica [L.] Merr.)

Sinonim :
B. amarissima, Desv., B. gracilis DC., B. sccnaatrana Roxb., Goraus amarissima Lour., Lus. sa arnarissirna O. Ktze., Rlzus javanica L.

Familia :
Simaroubaceae.




Uraian :
Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Buah Makasar tumbuh pada ketinggian 1-500 m dpl. Perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Buahnya buah batu berbentuk bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia, buahnya disebut biji makasar. Buah makasar dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku: nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus (buah makasar).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah makasar dapat membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis), membunuh parasit (parasiticic), antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat membersihkan panas dan racun. Buah makasar mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B, yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich ascitic cancer, sarcoma 37' sarcoma 180' cervix cancer 14' Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8. Pada binatang, menghambat sintesa DNA sel kanker, meningkatkan daya fagositosis makrofag, serta membentuk sel darah dalam sumsum tulang. Penelitian daya antelmintik sari buah makasar terhadap cacing Ascaridia galli (cacing gelang ayam) secara in vitro dengan air rebusan 10% b/v ekstrak etanol dan fraksi sisa, menunjukkan hasil yang nyata. Artinya, sari buah makasar memiliki khasiat sebagai antelmintik. Pada takaran 20 ml air rebusan 10% b/v, 150 mg ekstrak etanol, dan 150 mg fraksi sisa, masing-masing dilarutkan dengan glukosa salin 5% menjadi 100 ml memberikan daya antelmintik yang tidak berbeda nyata dengan 32 mg piperasin sitrat yang dilarutkan dengan glukosa saline 5% menjadi 100 ml (Noverman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND, 1990).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah. Setelah buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya. Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.

INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan:
malaria,
disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp.,
keputihan,
wasir (hemoroid),
cacingan (nematoda, taemia),
papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,
kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit.

Akar digunakan untuk pengobatan:
malaria, dernam,
keracunan makanan.

Daun digunakan untuk mengatasi: sakit pinggang.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Ramuan ini diminum setelah makan. Lakukan 2-3 kali sehari.
Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil (warts) dan mata ikan" (corns) di kaki. Pemakaian ramuan ini harus hati-hati supaya tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belatung.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri amuba
Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus setelah makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.

Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas
Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus dengan larutan air gula batu.

Malaria
Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi setengahnya (5 buah) dan minum selama 5 hari.
Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.

Komposisi :
Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine), dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin.

Brotowali

Brotowali
(Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)

Sinonim :
Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.

Familia :
Menispermaceae






Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.


Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.

KEGUNAAN :
1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.

PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.

PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.

CARA PEMAKAIAN :
1. Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.

2. Demam kuning (icteric) :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3
gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu
secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.

3. Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x
1/2 gelas.

4. Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4
jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan,
sehari 2 X 1 gelas.

5. Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan
ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai
untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.

6. Luka :
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x
perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.

Brokoli

Brokoli
(Brassica oleracea var. italica)

Sinonim :
Brassica oleracea var botrytis subvar.cymosa

Familia :
cruciferae (brassicaceae)



Uraian :
Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas. Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. Sayuran ini, juga tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi kekuning-kuningan dan jika membusuk warnanya berbintik-bintik hitam. Daun dan sifat pertumbuhan brokoli mirip dengan bunga kubis. Bedanya, bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. Brokoli tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis. Demikian pula dengan tangkai bunganya yang lebih panjang. Dibandingkan dengan kubis bunga, setelah direbus tekstur brokoli akan terasa lebih lunak. Panen bunga brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari sejak ditanam, sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya telah mekar, tangkai bunganya akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning. Untuk disantap, perlu dimasak selama beberapa menit saja. Pemasakan yang terlalu lama akan mengurangi khasiat brokoli. Brokoli dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brokoli Nama asing Broccoli (I). Nama simplisia Brassicae oleraceae Flos (bunga brokoli).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Bunga brokoli akan mempercepat proses penyembuhan setelah sakit berat.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga.

INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan :
§mempercepat penyembuhan, serta
§mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker.

CARA PEMAKAIAN
Brokoli dimakan sebagai sayuran rebus atau dimasak dengan sayuran lain dengan porsi secukupnya.

CONTOH PEMAKAIAN
Mempercepat penyembuhan penyakit
Sediakan brokoli segar ukuran sedang, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, cuci dan rebus sebentar. Harus diperhatikan bahwa perebusan yang terlalu lama akan merusak zat berkhasiatnya. Setelah direbus, brokoli dapat dikonsumsi bersama nasi.


Komposisi :
Brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, nikotinamide), kalsium, beta karoten, dan glutation. Selain itu, brokoli mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat berkhasiatnya, yaitu sulforafan yang dapat mencegah penyakit kanker.

Brojo Lintang

Brojo Lintang
(Belamcanda chinensis (L.) DC.)

Sinonim :
Belamcanda punctata Moenich. Pardanthus chinensis (L.) Ker. Gawl.

Familia :
Iridaceae.


Uraian :
Semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; 1-1,5 m tingginya. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Batang bercabang hingga berbentuk malai rata, hanya pada ujung batang ada bunganya. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. Buah di Jawa jarang berkembang, memanjang, persegi 3 beralur, pecah menurut ruang berkatup 3, tinggi 12 cm. Dari Asia Timur; tanaman bias, juga liar; 1-2.000 m. Bagian yang Digunakan Akar.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brojo lintang, Jamaka, suliga (Sunda), Semprit, wordi (jawa), Karimenga kulo, katna, ketep, ketew, kiris (minahasa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Belamcandae chinensidis Radix; Akar Brojo Lintang.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan agak beracun. KHASIAT Anti inflamasi, antipiretik, ekspektoran, stomakik, dan purgatif.

Pemanfaatan :

KEGUNAAN
-Asma.
-Batuk.
-Napas dan mulut bau.
-Pencernaan tidak baik.
-Radang amandel.
-Radang kerongkongan.

RAMUAN DAN TAKARAN

Batuk atau Asma
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Kayu Masoyi 3 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Herba Patikan Kebo segar 5 gram
Air 110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau dipipis.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Buah Adas 1 gram
Rimpang Nyamplung 2 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Air 100 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.

Peringatan
Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.


Komposisi :
Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Boroco

Boroco
(Celosia argentea Linn.)

Sinonim :
Celosia linearis, Sweet. Celosia magaritacea, Linn.

Familia :
Amaranthaceae








Uraian :
Tumbuh tegak, tinggi 30 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang wama hijau dan ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga bentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung cabang.


Nama Lokal :
Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kuntha, Baya kasubiki; Qing xiang zi (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, Hipertensi, Muntah darah, Keputihan, Disentri; Obat cuci mata, Infeksi saluran kencing;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, bunga dan seluruh tanaman, keringkan di bawah sinar matahari untuk disimpan.

KEGUNAAN:
Biji : - Infeksi mata = mata merah (Acute conjunctivitis).
- Radang kornea mata (Keratitis)
- Infeksi dalam mata (Chronic uveitis)
- Tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Bunga : - Muntah darah (Hematemesis)
- Keputihan (Leucorrhoe)
- Obat cuci mata.

Seluruh tumbuhan : - Buang air besar lendir dan darah (Disentri)
- Infeksi saluran kencing (Urinary tract.
infection)

PEMAKAIAN:
Biji : 10 - 30 gram
bunga : 30 - 60 gram. ... direbus.
Seluruh tumbuhan : 30 - 60 gram.

CARA PEMAKAIAN:
1. Keratitis:
Biji boroco 15 gram, hati ayam secukupnya direbus, dimakan.

2. Hipertensi:
Biji boroco 30 gram, 1 gelas air rebus menjadi 1/2 gelas air, dibagi
menjadi 2 (dua) kali minum.

3. Muntah darah:
Bunga boroco segar 30 - 60 gram ditambah daging secukupnya
rebus menjadi soup, makan.

4. Sebagai obat luar:
Bunga direbus, airnya untuk cuci mata (setelah disaring dengan
kertas saring/kapas).

5. Keputihan:
60 gram bunga ditambah 60 gram daging, direbus, minum air dan
dagingnya.

PERHATIAN :
CONTRA INDIKASI pada tekanan bola mata yang meninggi (Glaucoma).


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, sejuk, pengobatan radang mata dan tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Blustru

Blustru
(Luffa cylindrica [L.] Roem.))

Sinonim :
L.aegyptica Mill., L. pentandra Roxb., L. cattupincinna Ser., L. faetida Sieb. et Zucc., L. petola Ser., Momordica cylirzdrica L.

Familia :
cucurbitaceae.

Uraian :
Umumnya, blustru ditanam di ladang, dirambatkan pada pagar halaman sebagai tanaman sayur, atau tumbuh liar di semak, tepi sungai, dan pantai. Terna semusim, panjang batangnya dapat mencapai 2-10 m, memanjat dengan sulur-sulur (alat pembelit) yang keluar dari ketiak daun. Daun tunggal, panjang tangkai daun 4-9 cm, letak berseling. Helaian daun bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7 buah, pangkal daun berbentuk jantung, tulang daun menonjol di bawah, warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun hijau muda, panjang 6-25 cm, lebar 7,5-27 cm. Bunga berkelamin tunggal, terdapat dalam satu pohon. Mahkota bunga berwarna kuning. Buah tergantung atau tergeletak di atas tanah, bentuknya silindris atau bulat memanjang, panjang 10-50 cm, dengan garis tengah 5-10 cm, jika sudah tua berwarna cokelat. Bagian dalam buah yang sudah masak terdapat anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, berwarna hitam. Buah muda dapat disayur, sedang daun muda dapat digulai atau dibotok. Sabutnya dapat digunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga.Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: blustru (Melayu),- hurung jawa, ketola, timput (Palembang). Jawa: lopang, oyong (Sunda), bestru, blestru, blustru (Jawa). Maluku: dodahala (Halmahera), petola panjang, p. cina. NAMA ASING: Si gua luo (C), patola, taboboc (Tag.), sponskomkommer, zeefkomkommer (B), sponge gourd, gourd towel, loofah (I). Nama simplisia Retinervus Luffae Fructus (sabut buah blustru), Luffae Folium, (daun blustru).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Buah blustru rasanya manis, sifatnya sejuk, masuk meridian hati, lambung, dan ginjal. Buah blustru berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghenti perdarahan (hemostatis), pencahar ringan (laksatif), serta membersihkan panas (panas yang teraba maupun perasaan panas di dalam) dan racun. Biji blustru rasanya pahit, sifatnya dingin, dan beracun. Biji blustru berkhasiat untuk menghilangkan panas, peluruh kencing (diuretik), perangsang muntah (emetik), pencahar, pemberantas cacing perut (antelmintik), peluruh haid, dan merangsang pengeluaran ASI (laktagoga). Daun berkhasiat untuk membersihkan darah dan peluruh haid. Bunga blustru rasanya manis, sedikit pahit, dan sifatnya dingin. Sabut rasanya manis, sifatnya netral, masuk meridian paru, lambung, dan hati. Sabut berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghilang rasa nyeri (analgesik), antirematik, serta melancarkan sirkulasi darah dan saraf. Akar rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan menghilangkan bengkak. Batang rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun, masuk meridian jantung, limpa, dan ginjal. Batang berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan antelmintik. Ekstrak daun blustru 10% dapat meningkatkan kontraksi rahim marmot yang terpisah dibandingkan dengan efek .sekole kornutum. Peningkatan tersebut bukan disebabkan oleh adanya ion Ca, Na, dan K yang terdapat dalam ekstrak daun blustru (Astuti, FF WIDMAN, 1989). Perasan, infus, dan ekstrak etanol buah blustru dapat merighambat motilitas clan viabilitas spermatozoa manusia normal in vitro (Hesti Sila Rahayu, Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992). Pemberian isolat biji blustru berpengaruh dalam proses terhambatnya pembentukan sperma (spermatogenesis) mencit (Hari Dwi Mulyani, Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan, seperti buah, kulit buah, tangkai buah, biji, sabut, daun, bunga, batang, dan akar.

INDIKASI
Buah digunakan untuk mengatasi:
demam, rasa haus, batuk sesak, keputihan,haid tidak teratur, air susu ibu (ASI) tidak lancar, sukar buang air besar,perdarahan, seperti air seni berdarah, mimisan, dan bisul.

Biji digunakan untuk mengatasi :
muka,tangan, dan kaki bengkak (edema), batu saluran kencing, cacingan, sakit pinggang, dan wasir.

Daun digunakan untuk mengatasi:
sesak napas, tidak datang haid (amenore), radang testis (orkitis), luka bakar, bisul, kurap, dan digigit ular.

Kulit buah digunakan untuk mengatasi:
bisul, abses daerah rektum (ujung usus besar), dan luka.

Bunga digunakan untuk mengatasi:
batuk disertai sesak, sakit tenggorokan, sinusitis, wasir, dan bisul.

Sabut digunakan untuk mengatasi:
sakit dada, sakit perut, sakit pinggang, rematik sendi, pegal linu, batuk berdahak, tidak datang haid, payudara bengkak, air susu ibu (ASI) sedikit, wasir, radang buah zakar (orkitis), dan bisul.

Arang dari sabut digunakan untuk :
menghentikan perdarahan, seperti perdarahan diluar haid, air seni berdarah, dan berak darah.

Akar digunakan untuk mengatasi:
migrain,sakit pinggang, sakit tenggorokan, bisul yang tidak mau pecah, dan payudara bengkak (mastitis).

Batang digunakan untuk mengatasi:
rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan bengkak (edema).

Tangkai buah digunakan untuk pengobatan:
cacar air pada anak-anak.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, ramuan dapat dibuat dengan cara berikut.
Rebus atau bakar 100-150 g buah segar atau 10-15 g buah kering (buah yang dibakar sampai menjadi serbuk).
Rebus atau gongseng 5-10 g biji, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus atau giling 50-150 g daun segar. Daun yang digiling, kemudian diperas dan air perasannya diminum. Cara lain, keringkan daun, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus 10-15 g bunga.
Rebus atau panggang 10-15 g sabut. Sabut yang dipanggang, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus 50-150 g akar segar atau 5-15 g akar kering. Selain direbus, akar kering dapat digiling sampai menjadi serbuk.
Rebus 50-100 mg batang atau untuk dikeringkan dijadikan serbuk.

Untuk pemakaian luar, oleskan air perasan buah segar ke tempat yang sakit. Selain itu, pengobatan dapat juga dilakukan dengan cara membubuhkan serbuk buah kering, biji, daun kering, sabut, atau batang di tempat yang sakit. Air rebusan daun atau akar dapat digunakan untuk mencuci luka. Kulit buah yang dipanggang sampai kering, lalu digiling halus dan ditambahkan arak secukupnya, dapat dioleskan ketempat yang sakit. Bunga segar yang digiling halus dapat ditempelkan ke tempat yang sakit.

CONTOH PEMAKAIAN
a. Haid tidak teratur
Cuci buah blustru sebesar 4 jari sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1/2 cangkir air masak dan seujung sendok teh garam halus sambil diremas. Setelah tercampur rata, ramuan tadi diperas clan disaring. Air yang terkumpul diminum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

b. Pelancar ASI
Masak buah blustru clan daun katuk menjadi sayur bening dan dapat dikonsumsi bersama nasi.

c. Sakit pinggang
1. Gongseng biji blustru secukupnya sampai hangus, lalu giling sampai halus dan masukkan ke dalam stoples. Jika akan digunakan, ambil sebanyak 10 g lalu masukkan ke dalam 1/2 seloki arak. Aduk merata, lalu endapkan. Airnya diminum sekaligus, sedangkan ampasnya dibubuhkan ke bagian pinggang yang sakit.
2. Cuci akar blustru secukupnya, lalu bakar dengan dialasi genting. Setelah kering, giling akar sampai menjadi serbuk dan masukkan ke dalam stoples. Setiap kali pemakaian, ambil 10 g serbuk, lalu masukkan ke dalam 1/2 seloki arak hangat dan minum sekaligus.

d. Sesak napas
Cuci S lembar daun blustru muda yang masih segar sampai bersih. Selanjutnya, asapkan sebentar dan makan bersama nasi sebagai lalap. Lakukan sehari 2 kali.

e. Batuk disertai sesak
Cuci 10-15 g bunga blustru sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai t


Komposisi :
Buah mengandung saponin triterpen, luffein (zat pahit), citrulline, dan cucurbitacin. Getah mengandung saponin, lendir, lemak, protein, xylan, dan vitamin (B dan C). Biji mengandung minyak lemak, squalene, a-spinasterol, cucurbitacin B, dan protein. Bunga mengandung glutamin, asam aspartat, arginin, lisin, dan alanin. Sabut mengandung xylan, xylose, mannosan, galactan, saponin, selulosa, galaktosa, manitosa, dan vitamin (A, B, dan C). Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. Luffein berkhasiat sebagai pencahar ringan dan saponin triterpen mempunyai aktivitas spermatisidal (membunuh sperma) sehingga dapat dikembangkan sebagai obat kontrasepsi (program keluarga berencana).